IDENTITAS BUKU :
Judul : Winter in Tokyo
Penulis : Ilana Tan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Cetakan Kesembilan - Maret 2010
Tebal : 313 halaman
ISBN : 978-979-22-3983-6
Rating : 4/5 bintang
SINOPSIS :
Tetangga baruku, Nishimura Kazuto, datang ke Tokyo untuk mencari suasana yang berbeda. Itulah katanya, tapi menurutku alasannya lebih dari itu. Dia orang yang baik, menyenangkan, dan bisa diandalkan.
Perlahan-lahan - mungkin sejak malam Natal itu - aku mulai memandangnya dengan cara yang berbeda. Dan sejak itu pula rasanya sulit membayangkan hidup tanpa dia.
Keiko tentang Kazuto
Sejak awal aku sudah merasa ada sesuatu yang menarik dari Ishida Keiko. Segalanya terasa menyenangkan bila ada dia. Segalanya terasa baik bila dia ada. Saat ini di dalam hatinya masih ada seseorang yang ditunggunya. Cinta pertamanya. Kuharap dia bisa berhenti memikirkan orang itu dan mulai melihatku. Karena hidup tanpa dirinya sama sekali bukan hidup.
Kazuto tentang Keiko
Mereka pertama kali bertemu di awal musim dingin di Tokyo. Selama sebulan bersama, perasaan baru pun terbentuk. Lalu segalanya berubah ketika suatu hari salah seorang dari mereka terbangun dan sama sekali tidak mengingat semua yang terjadi selama sebulan terakhir, termasuk orang yang tadinya sudah menjadi bagian penting dalam hidupnya....
REVIEW :
Ini udah kesekian kalinya aku membaca ulang Winter in Tokyo ini. Tapi tetep aja, semuanya adalah buku pinjeman. Kalo kemarin pinjeman dari perpus SMA, sekarang pinjeman dari Heny haha.
Ceritanya tentang Kazuto, fotografer terkenal di New York yang melarikan diri ke Tokyo karena perempuan yang disukainya ingin menikahi sahabatnya. Sesampainya di Tokyo, Kazuto tinggal di sebuah apartemen kecil (satu rumah hanya ada empat kamar) dan memiliki tetangga bernama Keiko.
Pertemuan keduanya saja sudah diwarnai kehebohan. Lalu pertemuan selanjutnya tidak afdol kalo tidak berantem atau adu mulut. Tapi rasanya lucu membaca keduanya yang saling berantem seperti itu.
Seperti bisa ditebak, semakin sering keduanya bersama, maka akan muncul rasa-rasa yang tidak biasa. Yang mulai menyadarinya adalah Kazuto, lalu Keiko. Tapi yang aku sebal disini, keduanya berusaha mengelak dari perasaan masing-masing. Terutama Keiko, yang masih terobsesi sama cinta pertamanya, Akira.
Memendam perasaan yang sama namun tidak pernah diutarakan, akhirnya keduanya sering salah paham. Gemas deh bacanya. Sampai natal tiba, Kazuto berhasil membuat Keiko untuk berhenti memikirkan Akira dan mulai melihat Kazuto.
Tapi waktu itu situasinya tidak pas. Keiko sedang berada di dalam kereta yang akan pergi. Akhirnya dengan harap-harap cemas Keiko menunggu kepulangannya kembali ke Tokyo, dan berharap Kazuto dapat menjelaskan maksud ucapannya kepada Keiko.
Tapi sayang...
Sewaktu Keiko pulang, Kazuto tidak mengingat Keiko lagi...
Ilana Tan. Salah satu penulis favorit saya. Dari awal membaca karyanya yang Autumn in Paris, saya sukses nangis kejer di tempat umum. Semenjak itu, berniat untuk membaca semua karyanya.
Winter in Tokyo. Cerita yang biasa namun bisa diolah menjadi sangat menarik. Dengan bahasa formal namun mudah dipahami, alur yang cepat, dan penggunaan POV yang tepat, membuat saya ingin selalu membaca ulang novel ini.
Jujur, saya tidak tahu Ilana Tan itu orang mana, dan saya tidak pernah berusaha mencari tahunya. Tapi saya salut sama cerita-ceritanya yang selalu bersetting di luar negeri, dan dengan deskripsi yang detail banget (kecuali deskripsi New York di Sunshine Becomes You). Entah karena Ilana Tan pernah tinggal di sana atau bagaimana, saya juga tidak tahu.
Menggunakan sudut pandang yang berganti-ganti antara Keiko, Kazuto, dan beberapa orang di sekitar mereka, membuat kita lebih memahami perasaan masing-masing. Bagaimana susahnya memendam perasaan suka sama orang lain.
Tapi saya agak kurang sreg soal bagian amnesianya. Rasanya Kazuto terlalu beruntung disini. Kecelakaan pertama Kazuto mengalami amnesia sebagian. Kazuto melupakan memorinya sebulan terakhir, sebulan bersama Keiko. Rasanya aneh aja. Udah nyatain perasaan, tinggal nunggu waktu yang pas untuk menjelaskan ke Keiko, eh malah dapat kecelakaan. Yang dilupain pas bagian dia mengenal Keiko pula.
Udah gitu kecelakaan kedua. Kepalanya dipukul lagi. Rasanya terlalu beruntung apabila kepala kita dipukul dua kali, dalam rentang waktu yang singkat, tapi bukannya cedera lebih parah, malahan semua ingatannya kembali.
Ya, terlepas dari bagian amnesia itu saya suka ceritanya. Terutama bagian epilognya. Ternyata satu momen yang singkat, bila diceritakan dalam dua sudut pandang yang berbeda, hasil akhirnya bisa sangat berbeda dan itu sangat keren.
Kalo kamu suka Tokyo dan suka kisah yang menggemaskan namun manis, silahkan baca buku ini :)
Oh ya, ada beberapa quotes yang saya suka di novel ini :
Oh ya, ada beberapa quotes yang saya suka di novel ini :
"Kenapa harus takut gelap kalau ada banyak hal indah yang hanya bisa dilihat sewaktu gelap?"
[hal 68]
"Ingatanku memang bermasalah, tapi aku tahu apa yang ku rasakan."
[lupa di halaman berapa, lupa kata-katanya apa, tapi kira-kira kaya gitu .__.]
No comments:
Post a Comment