November 30, 2013

[Movie Adaptation] The Hunger Games #2: Catching Fire

Assalamualaikum :)

Sudah hampir seminggu berlalu semenjak saya menonton Catching Fire. Ya, akhirnya Heny berbaik hati mau nemenin saya. Tapi ada sedikit keanehan sewaktu kami nonton Catching Fire seminggu yang lalu.


Meskipun itu hari minggu (mahal), namun cukup banyak yang nonton film ini. Kebanyakan sih sama pacarnya. Untung saya ga nekat nonton sendirian .__. Nah, di film Catching Fire ini kan tetap ada adegan pembunuhannya, dan itu lumayan sadis menurut saya. Tapi entah kenapa, seisi bioskop itu cuma lempeng. Tidak ada respon atau reaksi atau apapun yang mereka lakukan. Mereka cuma memberikan respon di adegan ciumannya saja -__-

Tebakan saya sama Heny ternyata benar. Tidak banyak yang mengenal Catching Fire disini. Bahkan ketika saya bertanya tentang The Hunger Games, mereka malah mengira itu suatu game di komputer. Jadi, kemungkinan mereka nonton Catching Fire cuma karena posternya yang keren, atau cuma iseng aja. Alhasil, merekanya bengong dan malah sibuk ciuman sama pacar masing-masing (ini kata Heny) -__-

Saran saya, bagi yang belum nonton The Hunger Games, ada baiknya nonton atau membaca bukunya dulu sebelum nonton Catching Fire. Biar nggak bengong. Bakalan lebih baik lagi, kalo udah membaca novel Catching Fire dulu. Biar punya gambaran :)

Oke, sekian curhatnya kini masuk ke review. Karena ini review pertama saya tentang Movie Adaption, jadi kalo bahasanya berantakan atau nggak jelas, maafin ya hehe. Jujur, saya juga bingung bagaimana membuat review Catching Fire ini. Karena Mbak Sulis udah nulis reviewnya keren  banget DISINI

CERITA FILM :
Setahun berlalu setelah kemenangan Katniss Everdeen dan Peeta Mellark dalam Hunger Games ke-74. Saat ini, mereka harus mengadakan tur kemenangan ke Distrik-distrik lain. Disitu, mereka harus membacakan pidato yang telah disiapkan, di depan para penduduk Distrik dan keluarga tribute yang gugur dalam arena.

Tentu saja ini merupakan suatu hal yang berat bagi Katniss, apalagi memberikan pidato di Distrik 11, tempat keluarga Rue dan Thresh. Siapa sangka, pidato singkat dari Katniss menyulut pemberontakan di Distrik 11 dan akibatnya seorang pria tua di tembak kepalanya.

Begitu pula di Distrik lainnya. Pemberontakan di berbagai Distrik. Mereka menganggap Katniss adalah simbol mockingjay, simbol pemberontakan bagi mereka terhadap Capitol. Tentu saja ini hal yang membahayakan Capitol, terutama Presiden Snow.

Presiden Snow yang sejak semula tidak menyukai Katniss dan menganggap perbuatan Katniss-Peeta di Hunger Games adalah suatu pemberontakan, dia mengancam dan memaksa Katniss untuk menunjukkan pada seluruh Distrik dan Capitol, bahkan meyakinkan Presiden Snow, bahwa kisah cinta antara dirinya dan Peeta bukan rekayasa. 

Dan untuk meredamkan pemberontakan di berbagai Distrik, Presiden Snow mengumumkan bahwa bagi para pemberontak, bahkan yang terkuat pun takkan bisa mengalahkan kekuatan Capitol. Para peserta lelaki dan perempuan akan dipilih dari nama-nama pemenang yang masih hidup untuk Quarter Quell ke-75.

Ya. Katniss harus kembali ke arena Hunger Games lagi. Kali ini ia tetap bersama Peeta yang menggantikan Haymitch. Jika dulu pesan Haymitch, sang mentor, adalah tetap hidup, kali ini Haymitch berpesan untuk mencari sekutu dan mengingat siapa musuh sebenarnya.

REVIEW :
Secara keseluruhan, cerita di film sudah sama dengan novelnya. Meskipun terdapat beberapa perbedaan, misalnya:
- di novel, Plutarch Heavensbee sang game maker, menunjukkan jam bandul yang memunculkan gambar mockingjay kepada Katniss. Sedangkan di film tidal ada.
- di novel, pas adegan Johanna Mason telanjang di dalam elevator, dia membuka sendiri retsleting baju pohonnya. Sedangkan di film, Johanna meminta Peeta untuk membukakan retsletingnya.

Untuk perbedaan lainnya, silakan baca di blognya Mbak Sulis di atas ya :)

Untuk alurnya, baik di novel maupun di film sama-sama ber-alur lambat. Bahkan di filmnya, sejam setelah dimulai, mereka belum kembali ke arena. Jadi lebih menonjolkan bagaimana pemberontakannya, bukan arena pertarungannya.

Yang aku suka, jika di bukunya semuanya terkesan abstrak dan hanya mampu membayangkannya, di filmnya benar-benar terpuaskan. Bagaimana tentang gaun Katniss, bagaimana arena pertarungannya, tokoh-tokohnya. Rasanya semua pas di film, udah sesuai dengan novelnya. Baik arenanya, tokoh-tokohnya, juga ending ceritanya. 


Di film kita akan menemukan banyak pemain baru yang menonjol, seperti Wiress, Beetee, si cakep Finnick Odair, Enobaria yang merubah semua giginya menjadi gigi taring, dan si keren Johanna Mason.

Beneran deh, si Johanna ini keren banget. Seingatku dia udah dua kali di film teriak-teriak secara frontal dan menentang Presiden Snow. Gayanya juga tomboy banget. Malahan, pas Johanna bergabung sama Katniss dan lainnya, menurutku yang menonjol malah dia, bukan Katniss hehe.

Film ini recommended banget deh. Saya juga udah menyebarkan virus The Hunger Games ke teman sekelasku. Mulai dari menyuruh mereka menonton The Hunger Games, lanjut ke trailer Catching Fire, dan sekarang mereka benar-benar penasaran dan pengen nonton Catching Fire haha. Sepertinya saya cocok menjadi sales yang mempromosikan film atau buku ke mereka~

Oh ya, saya juga udah me-review novel Catching Fire, silahkan meluncur KESINI :) 

Terakhir, 4.5 bintang untuk Catching Fire dan si-so-sweet-Peeta ^_^

No comments:

Post a Comment