October 8, 2013

[Review Novel] The Chocolate Chance


IDENTITAS BUKU :
Judul : The Chocolate Chance
Penulis : Yoana Dianika
Penerbit : Penerbit Bentang
Penyunting : Nunung Wiyati
Perancang Sampul : Satrio d'Labusiam
Pemeriksa Aksara : Pritameani
Penata Aksara : BASBAK_Binangkit
Tebal : 346 halaman
Terbit : 2013
ISBN : 978-602-7888-22-7

SINOPSIS :
Rinai hujan malam itu tak menunjukkan
tanda-tanda akan berhenti.
Lonceng angin di atas kafe
berdenting nyaring.
Aku mengamati hangatnya cokelat
layaknya sebuah cermin.
Kepada siapa sebaiknya kukirimkan cinta 
dari hati ini.

Saat Fedde Velten Cafe
mempertemukan kami kembali.
Secangkir coklat mengingatkanku
pada kisah lama itu lagi.
Seharusnya, sosok Orvala seperti aku
tak boleh bergeming.
Lalu mengingat-ingat lagi, untuk apa 
saat itu aku datang ke sini.

REVIEW :
Setelah sekian lama pengen baca novel ini, akhirnya kesampaian juga. Dita dengan baik hati mau meinjamkannya denganku. Dan setelah beberapa hari membaca, akhirnya kemarin baru selesai. Kecepatan membacaku turun drastis -_-

Semenjak awal emang pengen baca novel ini, tepatnya setelah membaca The Mint Heart. Tanpa melihat review atau sinopsis. Setelah dipinjemin dan membaca sinopsisnya, aku bingung. Ga ngerti sama maksud sinopsisnya.

Tapi dari awal membaca, udah ngerasa jatuh cinta aja sama novel ini. Penuh dengan cokelat. Mulai dari rasa cokelat, olahan yang terbuat dari cokelat, dan yang jadi favoritku adalah tentang filsafat coklat itu sendiri.

Tapi sempat bingung sama bagian awal. Ternyata ada 3 alur yang dibagi dalam masing-masing bab. Jadi satu alur ada dalam satu bab. Alur pertama adalah keadaan sekarang, dimana tokoh Orvala sudah bekerja di Fedde Velten Cafe dan berpacaran dengan Aruna. Alur kedua adalah pada saat Orvala masih SMA dan berjumpa dengan Juno, dan alur ketiga adalah saat masa-masa terpuruknya Orvala ketika ditinggal ibunya dan masa perjumpaan awalnya dengan Aruna.

Ketiga alur tersebut diceritakan bergantian di bagian awal. Cerita mulai menggunakan alur maju seutuhnya ketika Juno pergi meninggalkan Orvala dan ketika Aruna menyatakan perasaannya pada Orvala.

Tapi campuran alur tersebut tetap ga mengurangi kerennya novel ini kok. Aku malah penasaran banget sama cerita Juno-Orvala nya. Soalnya si Juno ini tipe bad boy gitu, tipeku banget :3 haha

Nilai plus untuk novel ini adalah banyak banget kata-kata yang bisa kita jadikan pelajaran hidup. Jadi semacam baca buku motivasi. Banyak banget kata-kata yang aku catet di notes hp.

Selain itu, penggambaran tokohnya, baik dari segi fisik maupun karakternya kuat banget. Orvala yang polos, Juno yang memiliki mata madu, dan Aruna dengan suara baritonnya. Suka banget dengan karakter ketiganya.

Oh ya, Juno dan Aruna ini sepupuan loh. Dulu mereka pernah berantem karena menyukai cewe yang sama. Dan sekarang mereka kembali menyukai cewe yang sama, Orvala. Cinta segitiga.

Awalnya aku sempat bingung, endingnya Orvala sama Juno atau Aruna. Soalnya udah mau habis bukunya, ga ada tanda-tanda Orvala mihak ke salah satunya. Orvala malah bimbang antara Juno, orang yang pernah meninggalkannya di masa lalu namun masih disukainya sampai sekarang, atau Aruna, orang yang selalu ada di samping termasuk saat dia terpuruk.

Untuk endingnya, aku bingung apakah itu sad/happy ending. Ada kan, cerita yang menurut kita happy ending, ternyata menurut orang lain sad ending? Untuk ending silahkan teman-teman yang menentukan setelah membacanya :)

Secara keseluruhan, aku suka banget sama novel ini. Tokoh dan karakternya, ceritanya, tentang cokelat-cokelatnya, dan terutama bertebarannya quotes menarik di dalam novel ini.

Ada beberapa typo disini :
- Arun ------- Aru/Aruna (hal 173)
- Beberapa bahasa inggris yang tidak dicetak miring (hal 173)
- Kamu pulang larut -------- harusnya 'kami' (hal 226)

Dan ini dia quotes favoritku : 

Semua, toh, akan kembali pada cinta karena cinta akan membuatmu melakukan hal-hal baik. (hal 11)

Saat orang tuamu berkata bahwa mereka baik-baik saja, sebenarnya ada sesuatu yang mereka risaukan. Hanya saja, mereka tidak ingin membuatmu khawatir. (hal 25)

Mengawali sesuatu enggak semenakutkan itu kalau kamu punya keberanian untuk percaya pada kemampuan dirimu sendiri. (hal 137)

Lebih menyenangkan jika bekerja di bidang yang diinginkan dan diminati. Dengan begitu, akan bisa bekerja dengan sepenuh hati dan tidak setengah-setengah. (hal 148)

Hal pertama yang perlu dilaksanakan saat kita merasa bahwa hidup susah dan nggak adil adalah menjalaninya dengan pelan. (hal 166)

Pendidikan memerlukan uang. Itulah fakta yang ada di negeri ini. (hal 181)

4 bintang untuk novel ini :)

3 comments:

  1. haaa ... nemu juga blogmu :)
    Bagus ya? Aku baru baca punya Yoana yg Till We Meet Again. Bagus.
    Oya, itu kayaknya penulisannya bener, kok. (coba liat kamus) :)
    - serbamurah (memang dirangkai)
    -menghidu itu membaui atau bisa juga menghirup

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih udah berkunjung mbak :)
      Bagus mbak, suka banget sama novel ini. Ini kan minjem, malah pengen ngoleksi sendiri hehe. Oh iya ya? Belum buka kamus.. Makasih ya mbak, nanti di edit :)

      Delete