February 12, 2014

[Review Novel] Cruise Chronicle


IDENTITAS BUKU :
Judul : Cruise Chronicle
Penulis : Ruwi Meita
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 295 halaman
Terbit : Cetakan pertama, 2013
ISBN : 979-780-668-5
Rating : 4 dari 5 bintang

SINOPSIS :
Cerita dimulai dengan masa lalu antara Reya dan Langit yang sedang menceritakan tentang kisah jalan Para Kekasih. Dimana kedua kekasih akan berjalan dengan arah yang berbeda, bila nanti mereka bertemu kembali di bawah pohon paling besar, itu artinya cinta mereka tulus. Bila salah satunya ragu, jalan tersebut tidak akan mempertemukan mereka.

Reya yang masih berusia 17 tahun mencintai Langit yang 10 tahun lebih tua darinya. Suatu ketika, Langit melamar Reya dan berjumpa dengan ayahnya Reya. Jelas ayahnya tidak menyetujui hal tersebut. Ayah Reya meminta Langit membawakan kesuksesan bahkan menjadi seorang miliuner. Bila Langit belum berhasil, maka dia tak boleh bertemu Reya. Langit pun berjanji akan memenuhi keinginan ayah Reya, dan mulai saat itu Langit menghilang.

Bertahun-tahun kemudian, Reya yang masih menunggu Langit pun mendapatkan tiket perjalanan menggunakan kapal pesiar Las Olas De Estrellas - Ombak Bintang-Bintang. Di kapal pesiar tersebut nantinya, ia akan bertemu dengan banyak orang asing yang ternyata saling berhubungan satu sama lain, bahkan bertemu dengan orang yang paling ditunggunya selama ini.

Disinilah mereka semua harus menentukan pilihan.

REVIEW :
Sewaktu mbak Alvina menawarkan buku ini, saya langsung melonjak-lonjak. Meskipun belum pernah lihat bukunya, tapi dari judul aja saya udah senang. Pesiar. Kapal pesiar. Itu cita-cita saya. Sebenarnya saya pengen jadi kapten kapal pesiar, minimal bisa kerja disana lah. Tapi malah kuliah di keguruan. Ya sudah, saya jadi guru aja di kapal pesiar XD

Suka sama covernya, gambar-gambarnya sesuai dengan ceritanya. Pas buka bagian dalamnya dan menemukan pembatasnya yang berbentuk jangkar kapal, saya langsung heboh lagi. Keren banget pembatasnya :) Coba ada novel tentang kapal pesiar lagi, terus pembatasnya berbentuk kemudi kapal. Pasti pembatasnya langsung saya tempel di dinding :))

Sebelum membaca, seperti biasa saya selalu membuka-buka isi dalamnya. Entah kenapa saya mengira bahasanya berat. Namun setelah dicoba membaca, ternyata bahasanya ringan dan mengalir begitu saja. Mudah dipahami. Meskipun ada beberapa kata dalam Bahasa Indonesia yang tidak saya tahu artinya hehe.

Menggunakan sudut pandang pertama dengan alur campuran yang sedikit membingungkan. Misalnya sedang menggunakan sudut pandang Reya. Disitu Reya menjalankan aktivitas seperti biasa, namun tiba-tiba pikirannya melayang ke kejadian masa lalu yang cukup panjang. Antara masa sekarang dengan masa lalunya tidak ada perbedaan dalam penulisan. Masih bisa dipahami, tapi mungkin lebih enak kalo tulisan untuk adegan masa lalunya dimiringin (bahasanya apa banget ._.)

Secara keseluruhan, ceritanya berpusat di kapal pesiar. Tidak hanya menggunakan sudut pandang Reya, tapi ada sudut pandang Sirens, Mushashi, Gustave, Draco, dan lainnya. Masing-masing sudut pandang dipisahkan oleh bab.

Awal membaca novel ini, saya sempat merasa novel ini seperti novel The Mountains Echoed. Bedanya kalo di novel ini semuanya berada pada tempat yang sama dan dalam satu waktu. Masing-masing orang bercerita, dan ternyata mereka saling berhubungan dan terhubung di akhir cerita.

Suka sama ceritanya, meskipun sudah sering membaca tentang cewek yang menunggu orang yang dia suka bertahun-tahun, lalu akhirnya ketemu, terus happy ending. Tapi di sini sedikit berbeda. Dari latar ceritanya yang di kapal pesiar dan singgah di beberapa tempat yang tidak terlalu familiar (bagiku), terus ada beberapa dongeng yang baru aku baca di buku ini. Intinya, temanya sama tapi cara menceritakannya unik sekali.

Juga saya suka menebak-nebak. Kalau di kapal pesiar ini ada Langit, siapa Langit sebenarnya? Kenapa Reya tidak mengenalinya padahal mereka sering bertemu? Apakah Mushasi, orang yang menghabiskan tabungannya demi mencari Reya di pesiar ini? Ataukah Gustave sang koki yang banyak mengetahui hal-hal kecil tentang Reya dan bisa menceritakan dongeng jalan Para Kekasih dengan bahasa yang sama persis seperti yang digunakan Langit? Lalu ada hubungan apa antara Gustave dan Hamid Khan si pemilik kapal pesiar?

Temukan saja semuanya jawabannya di novel ini :)

Jangan tutup matamu. Kau harus menghadapi rasa takutmu dengan mata terbuka. Dan kau akan melihat bahwa rasa takut hanyalah imajinasimu.
[hal. 55]

4 comments: